Pesantren salaf sangat kental kental sekali dengan pengkajian secara mendalam tentang kitab klassik, sehingga sebagaian santri meskipun mahir membaca kitab klassik. Akan tetapi dalam kemampuan membaca Al-Qur’an kurang begitu kompeten. Maka dari itu pentingnya pendalaman ilmu Al-Qur’an guna melengkapi kekurangan-kekurangan.
Selama ini banyak saya jumpai pesantren maupun non pesantren. Bahwasannya para hafidz maupun hafidzah yang konsentrasi terhadap hafalan yang ia tekuni sangat lemah dalam membaca kitab klassik, bahkan studi kasus yang saya jumpai di pesantren Al-Khoirot putri tidak diwajibkan sekolah formal bagi yang berkeinginan menghafal Al-Qur’an. Sekarang yang menjadi pertanyaan perlukah bagi pesantren putri mengadakan program tahfidzul Al-Qur’an sebagaimana yang ada di pesantren putri???.......
Perlu kita pikirkan bersama, bahwa Santri putra pemimpin masa depan yang cerah, yang dituntut untuk memiliki berbagai macam kompetensi baik akademik (gelar) maupun kompetensi profesional. Jika di pesantren Alkhoirot putra memaksakan diri untuk mengadakan program tahfidzu Al-Qur’an, saya kira jangan sampai program tahfidz tersebut sampai menghalangi para siswa untuk mencapai kompetensi akademik. Dengan pengertian bahwa para santri diwajibkan mengikuti sekolah formal yang ada di pesantren.
Rata- rata para wali santri putra memasukkan anak asuhnya di pesantren alkhoirot mempunyai tujuan yang mulia yaitu agar anak asuhnya mempunyai akhlak yang mulia, mengerti hukum syari’at, dan akidah islam yang kokoh, sehingga keinginan para wali murid untuk menjadi seorang tahfidz yang di cetak di Al-khoirot tidak tergambar dengan jelas.
0 komentar:
Poskan Komentar