Santri Alkhoirot Menulis

I. Mengapa santri  perlu menulis

Menulis dikalangan santri, sangat jarang sekali  dilakukan, lebih-lebih pesantren salaf.  Maka dari  paradigma demikian  harus dihindari. Karena menulis merupakan warisan intelektual dari ulama-ulama  pada periode klassik. Ajaran islam pada masa klassik baik tasawuf, fiqh, ilmu kalam dan lain-lain  dapat kita pahami dan dipelajari karena lewat media tulisan.  Santri menuangkan pemikirannya dalam bentuk tulisan sangat dianjurkan.  Karena selama ini para santri  menganggap kemampuan membaca kitab merupakan puncak kesuksesan  yang sangat tinggi, sehingga tidak ada keilmuan lagi yang harus dikejar. Anggapan seperti itu haruslah dibuang  jauh-jauh, karena membaca kitab hanyalah kemampuan dasar untuk membangun teori, kitab kuning hanyalah sebagai fasilitas seorang santri untuk berkarya tentang keilmuan islam. 

            

II. Kapan Saya Mulai Menulis

Sebagai seorang santri menulis itu tentu bukan hal yang mudah, melainkan memerlukan keseriusan.  Pada awal dipesantren saya sangat buta dengan ilmu  diluar agama, lebih-lebih teori menulis. Tapi sejak kehadiran K.H Ahmad Fatih Syuhud diponpok pesantren alkhoirot, para para santri termasuk saya diwajibkan menulis. Pada awalnya sangat sulit sekali terutama mengatur tentang titik dan koma. Karya tulis saya yang pertama yaitu Islam Dalam Bidang Sosial nampaknya tulisan saya yang pertama ini sangat semerawut dan tidak karuan. Tapi saya tetap semangat menulis karena di ponpes alkhoirot diterbitkan Buletin Alkhoirot , Buletin Santri dan Buletin Siswa setiap bulan. Dari situlah saya berusaha untuk mengkontribusikan tulisan ke salah  satu  Buletin diatas.

III. Betulkah Menulis Itu Mudah dan Menyenangkan?

 Kata-kata diatas  sangat  rancu bagi saya, karena saya bukan latar belakang orang berpendidikan maupun jurnalis, melainkan saya hanyalah seorang santri yang hanya belajar ngaji.  dengan berjalannya waktu-kewaktu akhirnya ungkapan diatas dapat saya rasakan dan dapat saya pahami. Menulis dapat dikatakan mudah manakala memenuhi beberapa syarat.

a. Harus Mempunyai Bahan

menulis akan terasa mudah bila bahan yang akan kita tulis sudah siap dan berada dipikiran kita. Nah untuk mempunyai bahan tersebut seorang penulis harus memperbanyak membaca buku dan ada  kalanya dengan melalui poses penelitian. Jangan  harap seorang penulis akan dapat menulis manakala ia tidak mempunyai materi yang akan disajikan. Karena tujuan menulis sendiri untuk membangun sebuah teori, dari manakah teori  akan dibangun jika seorang penulis tidak pernah membaca buku. Tentunya buku yang dibuat bahan bukan hanya satu buku saja akan tetapi harus terdiri dari beberapa bahkan berpuluh-puluh buku.

Hal ini dapat saya  buktikan  ketika di alkhoirot diadakan program writing day, tampaknya saya sangat mudah sekali menuangkan pikirannya saya, dan sayapun sangat senang menulis. Hal tersebut dapat saya alami karena apa yang akan saya tulis sudah ada dipikiran saya. Dengan pengertian lain bahwa bahan itu menjadi modal utama bagi seorang penulis.

Saya mengibaratkan menulis itu seperti halnya seseorang tukang yang membangun rumah. Dalam proses pembangunan tersebut diperlukan beberapa bahan  seperti semen, bata, pasir, genteng, kayu, kapur dan lain-lain. Dengan terpadunya beberapa bahan tersebut sehingga muncullah istilah dan nama yang baru yaitu rumah.

Begitu juga dengan menulis memerlukan beberapa rujukan beberapa  buku kalau perlu penelitian,  untuk membangun teori. Saya ingat ketika saya menulis artikel yang berjudul Tasawuf, Fiqh Dan Filsafat Menuju Pintu Tuhan dan Hukum dan Kajian Dalam Filsafat. Untuk menemukan teori tersebut saya memerlukan 10 buku. Tidak mungkin seorang penulis bisa membangun teori  jika dia sendiri tidak pernah menggalinya.

b.Pembiasaan

Disamping bahan yang sangat diperlukan dalam menulis, ada beberapa hal yang menjadi perhatian, yaitu pembiasaan. Meskipun kita mempunyai bahan yang begitu banyak untuk dijadikan materi dalam tulisan kita,  kalau kita tidak pernah menulis tentunya akan menemui beberapa kendala, seperti  tidak bisa menyusun kata-kata, bahkan tulisan kita sulit dipengerti dan sulit dipahami oleh orang  lain. Maka dari itu jangan sampai tulisan anda semerawut. Agar tulisan anda tidak semerawut anda harus menyusun kata secara systematis yang terdiri dari beberapa OutLine yaitu pendahuluan, pembahasan  dan kesimpulan.

IV. Writing day Ponpes Alkhoirot

Semua santri alkhoirot yang senior wajib mengikuti acara ini, dan semua artikel diposting ke website masing -masing , karena semua pengurus oleh K.H Ahmad Faith Syuhud di sediakan Sub domain Alkhoirot.net, hanya Website saya saja yang memakai domain berbayar(www.rokhim.net).

Sebelum program ini diadakan saya sudah terbiasa menulis karena saya setiap harinya, disamping saya mengajar, saya juga hobi ngeblog. Agar blog saya banyak pengunjungnya, saya harus sering-sering mengupdatenya baik berupa pemikiran islam  maupun trik-trik blogger. Program writing day ini tidak berjalan setiap hari, akan tetapi hanya seminggu satu kali. Saya berharap program ini dapat berlaku setipa hari. Dengan tujuan disamping saya sebagai seorang yang kritis, produktif dan kreatif , situs saya www.rokhim.net  dapat dikunjungi banyak orang.

Memang selama ini saya tidak banyak menulis karena saya  disibukkan oleh proses perkuliahan saya dan mengajar MTs / MA yang sangat berat saya jalani. Andaikan kedua masalah ini dapat tertangani dengan baik niscaya  saya akan menulis sebanyak mungkin.

Saya juga berharap program Writing Day  materinya tidak hanya berdasarkan pengalaman pribadi, akan tetapi untuk kemudian harinya diarahkan kepada pemikiran islam, opini, politik  dan lain-lain. Maka dari itu saya tidak pernah merasa disibukkan dengan writing day karena menulis itu sebagian dari pada hidup saya. Saya tidak merasa puas dengan hanya menjadi guru, saya harus meningkatkan prestasi saya, dengan cara memperbanyak karya.

Tapi ada beberapa kendala yang saya rasakan, yaitu tentang waktu penulisan sangat kurang strategis. Waktu senin dan selasa itu merupakan hari-hari aktiv saya  mengajar di MTs maupun MA. Saya beharap oleh pengasuh tentang hari penulisan di alihkan pada  hari libur, yaitu antara kamis dan jum’at. Supaya pemulisan agak lebih terkonsetrasikan.

V. Harapan Saya Dengan Menulis

saya sebagai seorang guru dan menekuni dunia teknologi, harapan saya tidak  hanya sebagai orang yang praktik dilapangan saja. Akan tetapi jauh lebih itu, saya harus menularkan ilmu saya secara teoritis. Maka dari itu apa yang saya tuangkan dalam lapangan baik internal maupun external harus berbentuk tulisan karya sendiri. Dengan kata lain saya harus berkarya. Diluar dari itu saya sangat  gemar membaca buku tentang pemikiran islam, apa yang saya baca,  saya berharap untuk disajikan dalam tulisan. Tapi kayaknya selama ini saya belum saatnya menuju kesana karena keterbatasan kemampuan dan waktu.

Dengan gemar menulis saya juga berharap Website saya www.rokhim.net dan https://rokhim.alkhoirot.net dapat terupdate setiap hari. Karena nama saya  dalam dunia internet  agak lumayan dikenal. Jadi visi saya kedepan dengan karya menulis sangat besar sekali.

Categories: Writing Day